Breaking News

Tahapan Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS


TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PNS


I.       SURAT PANGGILAN

II.     BERITA ACARA PEMERIKSAAN

III.   LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

IV.     SURAT KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN RINGAN 

1.  

        DASAR HUKUM :

1.  Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

2.  Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

 

PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN PELANGGARAN DISIPLIN

 

1. Tata cara pemanggilan :

  1. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
  2. Pemanggilan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
  3. Apabila tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa.
  4. Apabila pada tanggal pemeriksaan kedua pegawai ASN yang bersangkutan tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.

2.  Tata cara pemeriksaan :

a. Sebelum pegawai ASN dijatuhi hukuman disiplin, setiap atasan langsung wajib memeriksa terlebih dahulu pegawai ASN yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.

b.  Pemeriksaan dilakukan secara tertutup, hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.

c.   Pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sedang dan berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa.

d.  Tim Pemeriksa terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk

e.  Apabila diperlukan dapat minta keterangan dari orang lain.


3.  Berita Acara Pemeriksaan (BAP) harus dapat mencerminkan suatu kepastian hukum dan untuk mempermudah digunakan rumus  5 W + 1 H :

a.   WHO : Siapa yang melakukan pelanggaran

b.   WHAT : Apa pelanggaran disiplin yang dilakukan

c.   WHEN : Bilamana waktu dilakukannya pelanggaran

d.   WHERE : Dimana lokasi terjadinya pelanggaran disiplin

e.   WHY : Mengapa latar belakang/ faktor yang mendorong/ yang menyebabkan terjadinya pelanggaran disiplin.

f.    HOW : Bagaimana cara yang ditempuh dalam melakukan pelanggaran Disiplin.


4.  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) :

a.  BAP disusun berdasarkan situasi dan kondisi pada saat pemeriksaan, untuk BAP harus tertulis dan antara lain memuat :

1)     Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemeriksaan.

2)     Nama dan identitas pejabat pemeriksa dan PNS yang diperiksa.

3)     Dasar pemeriksaan.

4)     Kesediaan PNS untuk diperiksa dan menjawab pertanyaan.

5)     Pasal-pasal peraturan yang dilanggar.

6)     Kondisi kesehatan pegawai ASN yang akan diperiksa.

7)     BAP harus mencerminkan kepastian hukum melalui pertanyaan siapa, mengapa, dimana, kapan, dan kenapa/ bagaimana pelanggaran terjadi (5 W + 1 H).

8)     Pemeriksaan harus teliti dan objektif.

9)     Pemeriksaan harus juga menanyakan apakah sebelumnya sudah pernah dijatuhi hukuman disiplin atau belum, kalau pernah terhadap kasus apa, harus dijelaskan.

10)  BAP memuat keterangan, apakah dalam pemeriksaan dilakukan dalam keadaan terpaksa/ dibawah tekanan.

11)  BAP memuat kesediaan PNS untuk dipanggil/ diperiksa ulang.

12)  Pernyataan PNS atas kebenaran pertanyaan dan jawaban dalam BAP.

13)  Sebelum ditandatangani, BAP harus dibaca oleh PNS, dan setiap halaman diparaf, kecuali lembar yang ada tandatangannya.

14)  Pada saat yang sama, BAP ditandatangani oleh PNS yang diperiksa dan pemeriksa.

15)  Apabila PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani BAP, maka BAP tersebut tetap dijadikan dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin.

16)  PNS yang diperiksa berhak mendapatkan foto copy.


b.    Isi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) antara lain :

1)   LHP harus dibuat berdasarkan jawaban pertanyaan dan bukti-bukti dan/atau bahan-bahan lain yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan, baik terhadap PNS yang diperiksa maupun saksi-saksi.

2)     LHP tidak boleh melebihi dari apa yang ada di BAP.

3) LHP harus memuat saran tindakan dan pertimbangan-pertimbangan yang meringankan dan yang memberatkan sesuai bukti-bukti dan/atau bahan-bahan lain yang diperlukan serta fakta dalam BAP.


5.  Pertimbangan dalam menentukan hukuman disiplin (Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010) :

a.               Bila ternyata dalam pemeriksaan PNS tersebut melakukan beberapa pelanggaran disiplin, maka hukumannya hanya satu, tetapi mempertimbangkan semua pelanggarannya.

      Dalam hal pelanggaran disiplin tersebut merupakan pengulangan, maka hukuman disiplinnya harus ditingkatkan.

c.                          Latar belakang perbuatannya :

1)  Terpaksa dilakukan atau tidak.

2)  Disengaja atau tidak.

3)  Direncanakan atau tidak.

4)  Ada atau tidak keuntungan yang bersangkutan/orang lain atas perbuatan tersebut.



Berat/ ringannya pelanggaran :

1)     Pernah dilakukan PNS atau tidak.

2)     Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.

3)     Melanggar prinsip-prinsip kenegaraan atau tidak.

4)     Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.

e.                         Akibat pelanggaran :

1)     Ada dampak negatif terhadap unit kerja/ Instansi/ Pemerintah.

2)     Memberikan citra negatif PNS pada unit kerja/ Instansi/ Pemerintah.

3)     Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja/ Instansi/ Pemerintah.

f.                          Dampak jenis hukuman disiplin terhadap yang bersangkutan :

1)  Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap yang bersangkutan.

2)     Cepat atau tidak dampaknya kepada yang bersangkutan.

3)     Akibat hukum tersebut mempengaruhi psikologis yang bersangkutan atau tidak.

g.                        Kesesuaian dengan peraturan  :

Ø  Apakah telah ditetapkan limitatif dalam peraturan atau tidak.

h.                       Kejujuran/ Penyesalan yang bersangkutan :

1)     Apakah mempersulit atau tidak.

2)     Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau tidak.

3)     Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.

4)     Kondite yang bersangkutan sebelum pelanggaran tersebut.


a.  


Tidak ada komentar